close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Polri. Alinea.id/Bagus Priyo
icon caption
Ilustrasi Polri. Alinea.id/Bagus Priyo
Nasional
Jumat, 23 Desember 2022 20:27

Polri diklaim mampu antisipasi ancaman pada tahun politik

Tahun 2023 dinilai sebagai tahun berat dan gelap karena dihantui tekanan dan potensi ancaman multimatra yang tidak mudah.
swipe

Publik, khususnya kelas menengah intelektual, yakin Polri mampu mengantisipasi potensi ancaman kerawanan nasional akibat konflik horizontal, yang akan meningkat tajam pada tahun politik. Ini terekam dalam hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI).

LPI berpendapat, kelas menengah intelektual merupakan faktor determinan. Dalihnya, memiliki kemampuan membaca situasi secara lebih rasional dan objektif.

Secara kumulatif, Polri merupakan institusi di peringkat ketiga yang paling dipercaya publik dari 10 besar kementerian/lembaga negara dalam mengantisipasi potensi ancaman nasional 2023. Dalam interval skala penilaian 0-3 untuk 38 kementerian/lembaga, nilai agregrat Polri mencapai 2,9045, berbeda tipis dengan institusi TNI (2,9050) yang berada di tempat kedua dan BIN (2,9100) di posisi teratas.

LPI membuat empat indikator ancaman, antara lain, stabilitas nasional dan ancaman resesi ekonomi, politik identitas, kekerasan horizontal dan separatisme Papua, serta terorisme dan ancaman ideologi. Untuk indikator kekerasan horizontal, Polri di peringkat pertama dengan nilai 2,93.

Dari indikator tersebut, LPI mengajukan pertanyaan tentang faktor penyebab ancaman tersebut sekaligus ingin mengukur keyakinan responden atas munculnya potensi kekerasan antarpendukung partai dan kandidat pada 2023. Sebanyak 27,5% responden menjawab dipicu faktor politik, lalu faktor sosial 26,25%, ideologi 24%, dan ekonomi 22,25%.

Sementara itu, responden yang yakin potensi kekerasan dilataribelakangi ketegangan antarpendukung partai sebesar 36,75%. Kemudian, sebanyak 31,5% responden berpendapat, ancaman potensi kekerasan juga dipicu intensi antarpendukung kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Berdasarkan hasil survei tersebut, LPI menyimpulkan, 2023 merupakan tahun berat dan gelap karena dihantui tekanan dan potensi ancaman multimatra yang tidak mudah. Latar belakangnya pun bisa berasal dari dalam dan luar negeri.

Survei LPI ini digelar pada 5-16 Desember 2022 dengan melalui Google Form, surel, WhatsApp, Zoom, dan wawancara tatap muka. Responden yang terlibat adalah dosen/pakar, peneliti, anggota LSM/ NGO, aktivis/seniman. 

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam riset ini adalah cluster sampling. Analisis dilakukan atas sampel yang tersusun dan diseleksi berdasarkan parameter yang ditentukan sebelumnya. 

Parameter penentu dapat berupa berdasarkan demografi, latar belakang, atau apa pun atribut lainnya yang dapat menjadi fokus penelitian yang dilaksanakan. Berdasarkan teknik tersebut, jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 900 (n) responden, standar deviasi 0.4, dan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2% pada tingkat kepercayaan kurang lebih 98%.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan